Akhirnya Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-LB) OKI tentang Palestina di Jakarta menelurkan keputusan yang sebenarnya tidak mengejutkan, yaitu boikot produk Israel! Ini mungkin adalah salah satu hal yang dipandang perlu oleh negara-negara OKI. Mengapa demikian, karena dengan memboikot Israel diharapkan perekonomian Israel akan menyurut dan kemampuan Israel untuk membiayai militernya di daerah pendudukan akan berkurang.
Saya bukan ahli ekonomi, saya seorang engineer. Yang saya bisa menganalisa berita gegap gempita ini adalah melihat ke mana sajakah yang diekspor Israel dan apa saja komoditinya. Mari kita lihat ke mana saja negara yang membeli produk Israel itu.
Sumber: atlas.media.mit.edu
Tidak mengherankan Amerika Serikat adalah yang menempati posisi pertama. Lalu negara-negara Eropa termasuk Rusia, China dan India dari Asia juga. Tidak ketinggalan Brazil juga termasuk negara tujuan ekspor Israel. Yang menarik ada dua negara mayoritas Muslim di daftar: Palestina dan Turki. Kalau Palestina masuk daftar tentu tidak heran karena dia diblokade, tidak ada jalan lain untuk membeli produk selain dari Israel. Bayangkan nilai ekspor Israel ke Palestina itu 5,2% dari US$54,3 miliar atau kira-kira US$ 2,5 miliar yang setara dengan sekitar 39 triliun rupiah! Itu keuntungan ekonomi Israel dari menduduki Palestina.
Tetapi bagaimana dengan Turki? Ya Turki memang sekutu Israel. Tapi karena ini isu sensitif saya tidak berani berkomentar kecuali bertanya kenapa negara-negara OKI tidak minta penjelasan Turki saja?
Ngomong-ngomong saya jadi penasaran komoditi apa sajakah yang diekspor Israel sehingga negara-negara yang jauh itu (kecuali Palestina dan Turki) mau membeli komoditi mereka. Ya, mari kita lihat komoditi apa saja yang diekspor Israel.
Sumber: atlas.media.mit.edu
Ternyata komoditi yang paling banyak diekspor oleh Israel adalah obat-obatan, minyak sulingan (!), berlian, Integrated Circuits (chip), dan suku cadang pesawat terbang. Apa yang sama dari semua itu? Mereka produk teknologi tinggi. Nilai tambahnya banyak. Lho mengapa mereka bisa melakukan itu? Bisa dilihat di data yang lain.
Data Bank Dunia menunjukkan bahwa pembelanjaan penelitian dan pengembangan (litbang, R&D) di Israel mencapai 4,21% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Mesir hanya 0,68%. Turki masih agak lumayan, 0,94%. Tetapi mereka jauh tertinggal dari negara-negara Asia Timur. China? 2,1%. Korea? 4,15%. Singapura? 2%. Bagaimana dengan Republik Indonesia? 0,08%. Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun.
Fakta-fakta ini hanya menunjukkan betapa besarnya ketertinggalan dunia Islam dari Israel. Boikot Israel – dari data-data perdagangan luar negerinya saja – terkesan hanya pedas secara politis karena tidak banyak negara mayoritas Muslim yang mengimpor barang produksi Israel kecuali Palestina (karena terpaksa?) dan Turki (karena sekutu Israel). Tetapi Israel punya posisi tawar dalam perdagangan dunia karena komoditinya memiliki nilai tambah yang tinggi.
Mungkin OKI perlu membuat upaya lebih keras agar rakyat negara-negara mayoritas Muslim banyak melakukan riset. Tidak hanya yang tangible seperti produk ekonomi, namun juga produk intangible seperti filsafat, ilmu dasar, dan lain-lain. Loh katanya ayat yang pertama turun adalah ‘IQRA?
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.